Rabu, 18 Januari 2012

perdarahan


TUGAS KELOMPOK
PATOFISIOLOGI
( PERDARAHAN )


ERNAWATI
 ( 10 3145 105 046 )


SI. KEPERAWATAN STIKES MEGA REZKI MAKASSAR
2011 - 2012

PEMBAHASAN

PERDARAHAN
Perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskuler, disertai penimbunan dalam jaringan atau ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh. Untuk menyatakan berbagai keadaan pendarahan digunakan istilah-istilah deskriptif khusus. Penimbunan darah pada jaringan disebut hematoma. Jika darah masuk ke dalam berbagai ruang dalam tubuh, maka dinamakan menurut ruangannya.
Misalnya : hemoperikardium, hemotoraks, hemoperitoneum, hematosalping.
Penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai adalah hilangnya integritas dinding pembuluh darah yang memungkinkan darah keluar, dan hal ini sering disebabkan oleh trauma eksternal contohnya cedara yang disertai memar. Dinding pembuluh bisa pecah akibat penyakit maupun trauma. Penyebab lainnya adalah adanya gangguan faktor pembekuan darah. Selain itu bercak perdarahan yang lebih besar disebut ekimosis dan keadaan yang tandai dengan bercak – bercak perdarahan yang tersebar luas disebut purpura.
Hemorhagi dapat terjadi pada kapiler, vena, arteri, atau jantung. Hemorhagi dapat terjadi karena darah keluar dari susunan kardiovaskuler atau karena diapedesis (artinya eritrosit keluar dari pembuluh darah yang tampak utuh).
1.      Tempat terjadinya perdaraha.
·         Kulit, dapat berupa :
-       Petechiae, yaitu perdarahan kecil-kecil bidawah kulit yang terjadi secara spontan,biasanya pada kapiler-kapiler.
·         Echymosis, yaitu perdarahan yang lebih besar dari petechiae, yang terjadi secara Spontan.
·         Purpura, yaitu perdarahan yang berbentuk bercak, basarnya bercak antara petechiae dan echymosis.
-       Mukosa
-       Serosa
-       Selaput rongga sendi
2.      Perdarahan mempunyai nama tersendiri tergantung lokasi
a.       Hematoma, yaitu penimbunan darah setempat, diluar pembuluh darah, biasanya telah membeku, sering menonjol seperti suatu tumor pada suatu jaringan.
b.      Apopleksi, yaitu penimbunan darah yang dihubungkan dengan perdarahan otak.
c.       Hemoptysis, yaitu perdarahan pada paru-paru atau salurannya kemudian dibatukkan keluar.
d.      Hematemesis, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui muntah (muntah darah).
e.       Melena, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui anus sehingga feces berwarna hitam
3.      Etiologi perdarahan
a.       Kerusakan pembuluh darah
b.      Trauma
c.       Proses patoloogik
d.      Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah.
e.       Kelainan pembuluh darah.
4.      Perdarahan dapat bersifat local atau sistemik
a.       Perddarahan local
Tergantung lokasi perdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak tampak gejala (tidak penting), sedangkan bila lokasinya vital, seperti pada :
-       Medulla oblongata, akan timbul kematian.
-       Otak, mengganggu fungsi otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan.
-       Rongga pleura, mengakibatkan volume paru mengecil
b.      Perdarahan sistemik
Tergantung dari cepat dan banyaknya perdarahan. Bila akut dan banyak maka dapat menyebabkan kollaps sehingga semua organ tubuh akan iskhemi dan tampak pucat. Bila kronis, sedikit-sedikit dan berulang atau terus menerus akan timbul kekurangan zat besi sehingga mengakibatkan anemia hipokhrom dan tejadi pula kelainan sum-sum tulang.
EFEK :
Efek lokal perdarahan berkaitan dengan adanya darah yang keluar dari pembulu di dalam jaringan, dan pengaruhnya dapat berkisar dari yang ringan hingga yang mematikan. Barangkali pengaruh lokal yang paling ringan adalah memar, yang mungkin anya mempunyai arti kosmetik.
Perubahan warna memar yang kebiru – biruan yang secara langsung berkaitan dengan adanya eritrozit yang keluar dan berkumpul dengan jaringan. Eritrozit yang dikeluarkan oleh pembulu ini dikeluarkan dengan cepat dan di fagosit oleh makrofag yang ada sebagai bagian kesatuan dari respon peradangan. Makrofag ini memperoses hemoglobin dengan cara yang sama seperti yang digunakan pada resiklus normal eritrozit tua, namun dengan cara yang lebih cepat dan pusat.
Pengaruh sistemik akibat kehilangan darah berkaitan langsung dengan volum darah yang dikeluarkan dari pembuluh darah. Ketika sebagian besar volume darah sirkulasi hilang, seperti pada trauma masif penderita masih dapat sangat cepat meniggal karena perdarahan. Penderita dapat mengalami perdarahan, tanpa ada petunjuk perdarahan eksternal sama sekali ini terjadi jika darah yang keluar dari pembuluh terkumpul dalam rongga tubuh yang besar seperti rongga pleura atau paritoneum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar